Thursday, July 27, 2006

cerita tentang kopi dan kita

Diane membawakan secangkir kopi kepadaku tadi. Wanita yang penuh wibawa itu seharusnya menjadi atasanku, bukan sekretarisku. Atau seharusnya, ia menjadi ibu angkatku, Ia selalu tahu kapan aku membutuhkan secangkir kopi, bukan saat aku merasa kantuk yang amat sangat, atau saat aku harus extra time working. Ya, ia selalu tahu bahwa saat aku membutuhkan kopi adalah saat aku sedang membutuhkan semangat. Saat aku membutuhkan secercah kebahagiaan.

"Coffee always make you feel happy when you bite it once", kata-kata itu tertulis di dinding sebuah coffee shop di kota kecil ini.

Andai saja kopi yang Diane bawa untukku dapat membuatku bahagia, tapi, tidak! Kopi itu tidak bisa membuatku merasa bahagia. It didn't work. Entah karena itu bukan kopi pertama yang Diane buat untukku sehingga aku tidak sedang mencobanya, atau karena Coffee -doesn't- always make you feel happy when you bite it once. Atau, memang apa yang sedang berputar di pikiranku sangat sulit untuk membuatku bahagia? Bahkan setelah aku mencoba kopi yang berasal dari dunia lainpun - yang seharusnya membawa kebahagiaan untukku karena itu kali pertama aku mencobanya-.

God, Coffee ain't enough to make me feel happy, terlebih lagi, apalagi dengan apa yang menari di otakku, aku dan kamu!!! Sudah hampir setahun, tapi kamu, tak sedikitpun bergerak, not even a single little inch, tetap di otakku, di hatiku, tak pernah pindah!

Coffee, andai saja aku bisa menjauh dari cairan itu! Setiap kenikmatan dari tetesnya tetap menjadi keinginanku, terlebih lagi saat kenginanku untuk terus menyimpan sejuta kenanganku akan aku dan kamu, kita, serta ratusan cangikir kopi yang kita habiskan bersama canda, tawa serta amarah, jauh lebih besar daripada luka dan sakit yang harus aku rasakan saat aku ingat bahwa - setiap teguk kopi yang aku nikmati sejak di airport hari itu, kau dan aku bukan lagi kita, setiap tegukkan kopi itu harus kunikmati, tanpa tawamu yang mengalir bersama butiran halusnya ke dalam tubuhku-

Akan selalu ada Starbucks, Tony Romans, Oh Lala, Excelso, tapi, mungkinkah aku berharap masih ada 'kita' di setiap aku dan kamu, di setiap cookies yang kina nikmati berdua.

Kopi, walau tak ada lagi 'kita', biar aku merasakan bahagia saat setiap teguknya membawamu ke hadapanku,. Karena, hanya itulah yang bisa membuatku terus hidup, dan, hanya kopi yang membuatku percaya, 'kita' akan ada lagi suatu hari nanti. 'KITA'

Sunday, July 16, 2006

mom,ina,fajar

How could i finish -the 50pgs left- if there are many problems in the restaurant?! I should finish -the 50 pgs left- before august, or i have to wait until next year to go to my lovely country. my lovely indonesia!
And the -hella- big boss, seems like never realize that i am an indonesian whose finishing my 'final trash' so i can leave -the orange building-. Don't you know?! if i could finish this thing sooner, i could focusing my attention to your restaurant! Unlike today, i do sit behind my desk, behind the papers, behind hundreds paper to be read, but the things poppin' in my mind ain't these -another trash-! !
indonesia, i miss all the things there! i would give anything to be there now! I would love everything that i see, the trash, the citizens, the poluted air, the sun, i love everything! even if i have to see her with her new boy-trust me, it won't be more than three months, not that child!-
mom, come here please, told my lovely sister to send me email. she's almost 20, it's a huge cr*p if she still can't work with this fake world! teach her mom!
mom, i miss daddy. if you come to his cemetry, tell him, i miss him so much, i still keep his old picture that terribly look alike with me. Hahaha. That's a prove that i'm your boy. Tell Ina, maybe she isn't my sister, since, she doesn't look alike with you all. If she were here, she must be kickin' me. I think you gave birth to two boy, not one!
Mom, love you so, tell Ina i love her too. Tell Fajar, i'm his brother that came from hell!!hehe
Love you ALL!!

Thursday, July 06, 2006

untuk gadis 20 tahunku yang manis

kamu pikir kamu bisa berjalan dengannya?
kamu memang gadis berusia 20 tahun, tapi aku yakin, kamu selalu punya jalan pikiran yang jauh lebih dewasa daripada itu, bahkan terkadang dari aku!
Kita sudah pernah sering berdebat tentang itu.

kamu jangan terus memaksakan diri! kalo semua mulai menyebalkan dan tidak berjalan sesuai yang kamu harapkan, selesaikan segera! aku tahu kamu pasti berusaha, tapi percayalah, aku bukan seseorang yang tidak mengenal kamu.
Lelaki berusia 19 tahun bukanlah seseorang yang tepat untukmu!

Minggu pertama mungkin euphoria sedang berlangsung. Kamu merasa hubungan ini berjalan dengan baik. Minggu kedua kamu mulai tertekan, tapi, kamu masih bisa tersenyum. Minggu ketiga, aku pikir, kamu mulai lelah dan ingin membicarakannya. Minggu keempat, mungkin kamu mengingat orang lain selain dia-mungkin aku,mungkin orang sebelumku-

tiga bulan, nasihatku. Itu waktu maksmimalmu untuk menyiksanya, menyiksa dirimu juga pastinya-itu yang membuatku lebih khawatir-. segala sesuatu yang dimulai dengan tidak lancar, sangat sulit untuk menjadi lancar kemudiannya.

kamu, gadis 20 tahun yang mudah merasa bersalah, dan penuh kasih. jangan kamu terus bertahan, karena kamu merasa bersalah, ataupun karena mengasihaninya. karena, semakin lama kamu mengasihaninya, ketika semua harus berakhir, dan benar-benar harus berakhir, akan menjadi lebih sakit baginya.

memutuskan untuk melangkah di jalan yang berbeda, mungkin pilihan yang baik.
memilih untuk dewasa bersama dengan dirinya sejalan hubungan kalian, mungkin sangat baik.
mungkin dua hal itu baik, bagi mereka yang berada pada kedewasaan yang sejajar.
kamu, jauh lebih dewasa, apa yang tidak lagi kamu pikirkan, sebagai beban atau hal-hal yang menyenangkan, sedang menyala dengan gemerlapnya di pikiran mereka.

kamu pikir, kenapa berjalan dengan orang dengan usia yang lebih dewasa membuatmu nyaman?
Karena kamu dan dia berada dalam kedewasaan yang seimbang.
Dengan orang yang lebih muda, lelaki berusia 19 tahun? kamu bukan sedang tumbuh dewasa bersama, kamu sedang berusaha mendewasakannya.

maafkan apa yang aku tulis disini.
aku selalu tahu kamu tidak akan pernah percaya bahwa semua akan baik-baik saja bila kita kembali bicara, dan mungkin kembali bersama.